Laman

WeLcOmE,,,,,,,, ^_^

Minggu, 30 Mei 2010

Psikologi Belajar

PERANAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

A. Pengertian
Psikologi adalah disiplin ilmu yang membahas prilaku manusia, baik sebagai individu maupun kelompok dalam hubunganya dengan lingkungan. Sedangkan, pendidikan ialah proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan dan prilaku manusia melalui pengajaran pendidikan merupakan konsep ideal, sedangkan pengajaran adalah konsep operasional dan keduanya berhubungan erat ibarat dua sisi koin yang tak mungkin dipisahkan.
Jadi psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi (subdisiplin psikologi) yang menyelidiki masalah-masalah psikologi yang terjadi dalam dunia pendidikan. Lalu, hasil-hasil penyelidikan ini dirumuskan ke dalam bentuk konsep, teori dan metode yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan proses belajar, proses mengajar, dan proses belajar-mengajar. Alhasil, psikologi pendidikan dapat digunakan sebagai pedoman praktis, disamping sebagai kajian teoritis.

B. Peranan Psikologi dalam Pendidikan.
Secara umum psikologi merupakan alat bantu yang penting bagi para penyelenggara pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan karena prinsip yang terkandung dalam psikologi pendidikan dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak dalam mengelola proses belajar mengajar. Setidaknya ada beberapa macam kegiatan pendidikan yang banyak memerlukan prinsip-prinsip psikologi yakni:
1. Seleksi penerimaan mahasiswa baru
2. Perencanaan pendidikan
3. Penyusunan kurikulum
4. Pemilihan materi pelajaran
5. Penelitian pendidikan
6. Administrasi kependidikan
7. Interaksi belajar mengajar
8. Pelayanan bimbingan dan penyuluhan
9. Metodologi mengajar
10. Pengukuran dan evaluasi
Adapun peranan psikologi dalam dunia pendidikan adalah:
1. Untuk mengetahui psoses perkembangan siswa
2. Sebagai cara untuk mengetahui cara belajar siswa
3. Sebagai cara menghubungkan mengajar dan belajar
4. Sebagai pengambilan keputusan untuk pengelolaan PBM.

psikologi belajar

1. Pengertian Psikologi

-Paul Musen dan Mark R. Rosenzwieg dalam buku mereka, psycology an introduction, Berpendapat,
Psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mind (pikiran) namun dalam perkembangannya berubah menjadi behavior (tingkah laku), sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
-Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal.8) membatasi psiklogi sebagai,
“cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa”. Dimana gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa tersebut meliputi respon organisme dan hubungannya dengan lingkungannya.
-Crow mengatakan,
“Pschycology is the study of human behavior and human relationship”. (Psikologi ialah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain (human relationship) maupun bukan manusia: hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya.
-Sartain mengatakan,
“Psychology is the scientific study of the behavior of living organism, with especial attention given to human behavior”. (Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia).



2. Pengertian Belajar
-B.F Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Education Psychology : The Teaching Learning Prosess,
Berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Berdasarkan eksperimennya Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat..
-Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dalam dua rumusan.
Rumusan pertama berbunyi : Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya adalah : Belajar adalah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan dan pengalaman.
-Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory, berpendapat :
Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut, jadi dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.
-Witting dalam bukunya Psychology of Learning, mendefinisikan :
Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman, perlu kiranya dicatat bahwa definisi Witting tidak menekankan perubahan yang disebut Behavioral Change tetapi Behavioral Repertoire Change, yakni perubahan yang menyangkut seluruh aspek psiko-fisik organisme. Penekanan yang berbeda ini didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tidak dapat diobservasi secara langsung.
-Reber dalam kamus susunannya, Dictionary of Psychology, membatasi belajar dalam dengan dua macam definisi :
Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, Belajar yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan, yang diperkuat dalam definisi ini terdapat empat (4) macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar,
1. Relatifely Permanent, yang secara umum menetap
2. Response Potentiality, kemampuan bereaksi
3. Relnforcel, yang diperkuat
4. Practice, praktik atau latihan


-C.T.Morgan dalam Introduction to Psycology (1961) merumuskan,
Belajar sebagai “suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang lalu” Jadi bisa disimpulkan bahwa belajar sangat erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku seseorang, akan tetapi perubahan yang bukan terjadi karena adanya proses-proses belajar tidak dapat dikatakan sebagai belajar.

3. Kesimpulan
Jadi secara umum, Psikologi Belajar pada dasarnya adalah membicarakan aspek-aspek psikologi yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, atau dapat dipahami sebagai tahapan hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, sehubungan dengan pengertian itu perlu di utarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.


Ruang Lingkup Psikologi Belajar

1. Masalah Belajar

a) Teori Belajar
Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Diantara sekian banyak teori yang berdasarkan hasil eksperimen terdapat beberapa hal yang sangat menonjol, yaitu;
a. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike
Jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus- Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
b. Classical Conditioning (Pembiasaan Klasik) menurut Ivan Pavlov
Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
c. Operant Conditioning (Pembiasaan Prilaku Respon) menurut B.F. Skinner
jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat. jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
d. Teori Belajat Kognitif
Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.
Teori-teori tersebut merupakan ilham yang mendorong para ahli melakukan eksperimen-eksperimen lainnya untuk mengembangkan teori-teori baru yang juga berkaitan dengan belajar.

b) Prinsip Belajar
Prinsip belajar mempunyai peranan penting untuk berjalannya proses belajar agar menghasilkan hasil yang maksimal. Dalam prinsip belajar ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni:
(a). Motivasi atau dorongan
(b). Konsentrasi (fokus) kepada suasana
(c). mengambil pokok pembahasan utama
(d). Proses Pengendapan
(e). Psoses Pengulangan
(f). Yakin akan keguanaan atau manfaatnya
(g). Utarakan dengan bahasa sendiri
c) Langkah-langkah Belajar
Karena belajar merupakan aktifitas yang berproses sudah tentu didalamnya terjadi perubahan-perubaha yang bertahap. Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui fase-fase antara satu dan lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional. Menurut Jerome S. Burnner, salah seorang penentang teori S-R Bond, dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga fase atau tiga langkah.
(a). Fase Informasi (tahap penerimaan materi)
(b). Fase Transformasi (tahap pengubahan materi)
(c). Fase Evaluasi (tahap penilaian materi)
Sedangkan menurut Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of Learning, menjelaskan bahwa langkah belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan
(a). Acquisition (tahap perolehan / penerimaan informasi)
(b). Sforage (tahap penyimpanan informasi)
(c). Refrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)

d) Aplikasi Belajar
Merupakan proses penyampaian materi yang sebelumnya telah disusun secara sistematis agar dalam penyampaiannya dapat dipahami. Pengaplikasian belajar dapat dilakukan dengan berbagai macam metode belajar, dan metode-metode pembelajaran itu pun disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan keadaan peserta didik.

e) Jenis-jenis Belajar
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam.
1. Belajar Abstrak; ialah belajar yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak
2. Belajar Keterampilan; ialah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot
3. Belajar Sosial; Belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut
4. Belajar memecahkan masalah dengan menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti
5. Belajar Rasional; belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat)
6. Belajar Kebiasaan
7. Belajar Apresiasi
8. Belajar Pengetahuan

2. Proses Belajar
Definisi Proses belajar
Psoses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti “berjalan ke depan” kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (1972), proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.
Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan yang ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu (Reber, 1988). Jika kita perhatikan ungkapan dalam definisi Chaplin di atas dan kata-kata “cara-cara atau langkah-langkah” sedangkan dalam definisi Reber dengan istilah “tahapan perubahan” dapat kita pakai sebagai padanan kata proses. Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan prilaku kognitif, afektif, psiko motor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi kearah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya.

3. Situasi Belajar
a. Fisik
Belajar dipengaruhi oleh keadaan fisik pelajar. Keadaan fisik menentukan kesiapan untuk beljar misalnya kesehatan, kesegaran, cacat/tidak, pertumbuhan fisiknya sudah mencakup/belum. Belajar adalah proses aktif dari seorang pelajar menyangkut aktivitas fisik dan mental yang dibarengi dengan perasaan. Belajar dilakukan melalui indera dan indera merupakan pintu masuknya semua rangsangan (stimulus) belajar yang datang kepada seseorang. semakin banyak indera dilibatkan akan semakin baik hasil belajarnya.

b. Non fisik
Tidak hanya fisik, lingkungan pun berpengaruh terhadap proses belajar, misalnya: suasana hati dan perasaan pada saat menerima pelajaran.

c. Sosial
Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu, dalam situasi sosial ternyata orang bisa lebih cepat belajar dengan mengamati tingkah laku orang lain.

d. Non social

Lingkungan belajar non sosial sangat berpengaruh bagi peserta didik. Misalnya, suasana ruangan, suasana sekolah, tempat pendidikan baik di kampus atau sekitar kampus.